THE MIRACLE
Pada suatu hari ada seorang anak yang bernama Rafi yang mendapatkan beasiswa Ke Jakarta.Rafi berasal dari keluarga yang menengah kebawah ia mendapatkan beasiswa untuk bersekolah di sekolah favorit di Jakrta. Rafi tingal di Jakarta di kontrakan pamanya .
Rafi : Assalamualaikum Paman
Paman : Walaikumsalam nak,mari silakan masuk
Rafi :Terimakasih paman ,maaf sudah merepotkan paman
Paman : Iya tidak apa-apa ,berhubungan paman mau ada acara ,disebelah sana ya kontrakanmu.
Rafi : iya baik paman ,terimakasih paman
Paman : Sama-sama ,paman pergi dulu ya
Rafi : Iya paman
Hari pertama Rafi masuk sekolah , Rafi menjadi pusat perhatian karena pakainya yang norak dan sedikit culun,dan pada saat itu dia bertemu dengan anak-anak yang terkenal dengan kenakalan dan keusilan nya.
Rangga : Hey cupu ngapai kamu sekolah di sekolahan terbaik dan terfavorit di Jakarta ini!
Aan : Iya kamu tidak pantas sekolah disini
Rafi : (Rafi hanya terdiam dan tak menghiraukannya )
Rangga : Iya kamu hanya membuat sekolah ini kotor dengan kemiskinan mu
Rafi : Maav saya hanya ingin belajar disini
Pa Toti : Ehmm,,sedang apa kalian sekarang sudah masuk!
Disaat Rafi di kelas dia duduk sendiri karena orang-orang tidak ada yang ingin duduk dengan dia ,Namun ada seorang anak yang baik menyapanya.
Nera : siapa nama mu ?
Rafi : Nama saya Rafi salam kenal
Nera : Ok salam kenal juga ,nama ku Nera
Saat Bel masuk pun tiba Pa Toti datang masuk kelas.
Pa Toti : Selamat pagi anak-anak ,sekarang kita mulai belajar matematika ada yang tau akar dari 81 di tambah akar 64 di kurang akar 49?
Rafi : Saya tau pak jawabannya 10
Pa Toto : Ya benar , bias ditulis mungkin caranya agar teman-teman mu tau
Rafi : Baik pak
Setelah mata pelajaran selesai anak-anak pun pulang ke rumah masing-masing. Akan tetapi pada saat itu Rafi di jegat oleh Rangga dan Aan
Rangga : Hey kamu sini !
Aan : Hey mengapa kamu terdiam cepat sini
Rafi : baik ada apa ? (dengan muka muram)
Rangga : hey kau jangan sok kepinteran deh ajdi orang,oya boleh kali ngasih pajak anak baru ke kita ?
Rafi : Uang ini untuk ongkos ku di jalan
Aan : Alah sini berikan uang mu !
Rafi : Iya,baik (dengan muka sedih)
Dan akhirnya Rafi pulang dengan berjalan kaki ke kontrakan pamannya dengan muka suram dan lelah. Keesokan harinya Rafi berharap agar kejadian itu tidak berulang kembali saat pulang sekolah nanti .
Rangga : Hei Rafi sekarang kamu harus memberikan uang mu saat masuk dan pulang sekolah
Aan : Iya benar
Rafi : Aku tidak bisa pulang jika kalian mengambil uang ku
Rangga : Aku tidak peduli
Beberapa saat kemudian Nera melihat perilaku Rangga dan Aan kemudian dia mengadukan hal itu ke Pak Toti .
Nerra : Permisi pak maav mengganggu .
Pa Toti : Iya ada apa?
Nera : Dihalaman sekolah Rafi sedang di palakin oleh Rangga dan Aan
Pa Toti : Apa kamu tidak salah melihat ?
Nera : Tidak pak
Lalu pak Toti pergi menghampiri mereka ber tiga di halaman sekolah.
Pa Toti : Hei kalian jangan memalaki Toti,memang kalian tidak dikasih uang saku sama orangtua kalian
Rangga : Maav pa (keduanya sambil menunduk)
Namun setelah kejadian ini Rangga dan Aan tetap menjaili Rafi ,dan pada akhirnya orangtua mereka di panggil barulah mereka insyaf,tidak mejaili Rafi lagi.
Rangga : Fi saya minta maav karena saya sering menjaili kamu
Rafi : Oh iya tidak apa-apa
Aan : Tapi bisakah kamu mengajari ku tentang pelajaran sekolah karena sebentar lagi UN
Rafi : Ok tentu bisa
Akhirnya mereka berteman dengan baik.Setelah beberapa bulan berlalu dan hasil UN pun sudah akan di bagikan,dan pada akhirnya mereka lulus dengan nilai yang memuaskan. Rangga dan Aan sangat berterimakasih sekali kepan Rafi yang telah mengajarkan mereka dengan tulus dan ikhlas dan Rafi juga berterimakasih kepada Nerra karena sudah menjadi teman baiknya.
Dan pada akhirnya setelas kelulusan SMA Rafi pun menjadi orang sukses walaupun ia tidak meneruskan sekolahnya ke Perguruan tinggi.
Jadi,kesimpulan dari cerita ini adalah Jika kita memiliki ketulusan hati , keikhlasan, dan tekun pasti kita akan berhasil walaupun kita memiliki banyak kekurangan sekali pun ,karena dibalik kesulitan pasti ada kemudahan.
