Powered By Blogger

Jumat, 04 Februari 2011

JOURNEY TO YOGYA


JOURNEY TO YOGYA

The first day trip to Jogja very tiring but exciting. I'm have never been  to Jogja . So to Yogyakarta with school friends was my first experience. On the first day trip to Jogja we all spend the night on the bus.

Arriving in Yogyakarta, we visited Taman Pintar , Kraton, Museum Dirgantara , Prambanan Temple and Ramayana ballet . In the Taman Pintar lot of interesting experiments. At the Keraton  we can know the history Keraton  and  Yogyakarta.  In the Museum  Dirgantara  a lot of  planes former that have been not unused. While at Prambanan Temple, we be told about how to manufacture temple and the temple's history. When in the Sendratari  we can watch theatrical performances rama and Sinta . The story of Rama & Sinta very exciting. After from Sendratari we all went to the Hotel Grage to spend the night.

The next day we went to the batik, and  we are taught how to make batik. In addition we visited the place of manufacture of silver and also to the Monjali . At  Monjali we can see the statues of heroes who are similar to the original. After from Monjali, we all buy  bakpia and typical food  in Jogja . After that we went back to the hotel and shopping at Malioboro.

Last day in Jogja we went to the cave Jatijajar a distance very far from the city of Yogyakarta.  Inside the cave, we can see the statue of the hero who saved in the cave. After from cave we went back to continue the journey home. Go to jogja with school friends is very exciting and I will not forget.

Nadia Puspitasari
IX.6

Timun Emas


Timun Emas
Matahari pagi diam-diam mengintip Mbok Sirni yang sedang mengambil air dari pancuran. Setelah kendinya penuh, Mbok Sirni pulang kerumahnya di balik bukit. “Duh, kalau aku punya anak, ia pasti bisa membantuku mengambil air ,“ kata Mbok Sirni seraya memasuki dapur rumahnya yang sempit. Mbok Sirni tinggal sebatang kara. Suaminya sudah lama meninggal dan dia tidak dikaruniai seorang anak pun. Sehari-harinya, Mbok Sirni bertani sayur-sayuran di sekitar rumah. Kemudian, dua atau tiga hari sekali, ia pergi ke pasar untuk menjual sayur-sayuran yang ditanamnya.
Setiap hari, Mbok Sirni memohon kepada tuhan adar diberi anak. Namun , permohonanya belum juga di kabulkan. Hingga suatu hari, saat sedang berdoa, tiba-tiba ada raksasa bermuka bermuka hijau melewati rumahnya. ‘’Hai…keluar kamu !” kata raksasa dengan suara menggelegar. Mbok Sirni kaget sekali. Buru-buru dia keluar, “Ka…kamu siapa?” Tanya Mbok Sirni ketakutan. ‘’ Aku Buto Ijo,” jawab raksasa itu, masih dengan suara yang lantang. ‘’ Aku dengar kamu ingin punya anak,” katanya. Ah!Jantung Mbok Sirna mulai memburu ,”Ya,” jawabnya. Buto Ijo menarik napas dalam-dalam, ‘’ Aku bisa memberimu anak, tapi dengan satu syarat ,” ujarnya , “setelah berusia enam tahun, anak itu harus kamu berikan lagi kepadaku,” lanjutnya. “Untuk apa ?” Tanya Mbok Sirni langsung. “Anak itu akan menjadi makanan lezat untukku.”
Setelah termenung sekian lamanya, Mbok Sirni akhirnya mengiyakan syarat yang diajukan Raksasa. ‘’Bagus , kalau begitu tanam biji timun ini.” Raksasa mengangsurakan biji mentimun dengan tangannya yangsangat besar. ‘’ Tanamlah disekitar rumah, setelah dua minggu timun itu akan berbuah lebat “. Raksasa melanjutkan bahwa nanti aka nada satu buah yang paling besar dan berwarna emas.”Didalamnya nanti kamu akan menemukan seorang bayi mungil” , kali ini dengan seringai menakutkan.
Sepeninggal Raksasa, Mbok Sirni menanam biji mentimun itu. Sungguh menakjubkan, hanya dalam hitungan hari, biji metimun itu sudah tumbuh dan berbunga . “ Mudah-mudahan apa yang dikatakan Buto Ijo benar,” harap Mbok Sirni. Kemudian, satu persatu bunga-bunga itu pun menjadi sebuah buah. Mbok Sirni menunggu dengan cemas . Dia tak sabar ingin menemukan timun besat berwarna emas yang dijanjikan Raksasa. Tepat setelah dua minggu persis seperti yang dijanjikan Raksasa, Mbok Sirni menemukan sebuah timn yang paling besar di antara timun-timun lainnya. Dan timun itu berwarna emas. Pelan-pelan ,Mbok Sirni memetiknya, lalu membawanya ke dalam rumah. Dengan sangat hati-hati, di belahnya timun itu . Apa yag ditemukannya? Bener apa yang akan dikatakan Buto Ijo ! Mbok Sirni menemukan seorang bayi kecil mungil di dalamnya . “ Wah, Cantik sekali “ , puji Mbok Sirni sambil mengambil anak itu dari dalam timun yang terbelah. Mbok Sirni lalu membersihkan badan bayi yang masih merah itu dan memberinya nama Timun Emas.
Lambat laun, Timun Emas tumbuh menjadi anak cerdas, baik , manis. Mbok Sirni sangat menyayanginya. Saking sayangnya , Ketika Timun Emas berusia enam tahun dan raksasa dating untuk mengambilnya , Mbok Sirni tidak membolehkannya . “ Timun Emas masih sangat kecil , pasti kau takkan kenyang memakannya. Nanti saja kalau sudah besar , “ Mbok Sirni mencoba menawar. Raksasa pun pergi . Namun Mbok Sirni tak bisa tenang . Setiap saat, ia dibayang-bayangi keinginan raksasa untuk mengambil Timun Emas. Mbok Sirni tidak mau itu terjadi. Mbok Sirni ingin selalu bersama Timun Emas.
Suatu malam, Mbok Sirni bermimpi. Supaya Timun Emas selamat dari raksasa, Mbok Sirni harus menyucikan diri dan bertapa . Tanpa berpikir dua kali, esok paginya Mbok Sirni Pamit pada Timun Emas untuk pergi ke gunung . Disanalah ia akan bertapa . Setelah beberapa hari, Mbok Sirni didatangi seorang pertapa. Dia memberinya empat buah bungkusan kecil yang masing-masing berisi biji mentimun , jarum , garam , dan terasi. “Ini bisa digunakan Timun Emas untuk menjaga diri , “ kata pertapa berwajah cerah itu .” Gunakan sebaik-baiknya, “ pesaannya kemudian.
Beberapa hari kemudian, Buto Ijo datang menagih janji Mbok Sirni. Mbok Sirni dan Timun Emas yangs edang memasak kaget bukan kepalang. “ Timun Emas, kamu harus menjaga diri baik-baik ya . Biar Mbok yang menemui Buto Ijo,” bisik Mbok Sirni , takut terdengar Buto Ijo. “Mboooookkk!!!mana Timun Emas?”teriak Buto Ijo . “ Timun Emas , sekarang kamu siap-siap pergi lewat pintu belakang, “ pinta Mbok Sirni. “ “Bawalah bungkusan-bungkusan ini . Taburkan satu per satu untuk menghalangi Buti Ijo . “ “ Baik Mbok” .
” Mbok Sirni aku datang untuk mengambil Timun Emas,” Buto Ijo mengulangi keinginannya. “ Serahkan dia sekarang juga!”. Setelah menyuruh Timun Emas melarikan diri melalui pintu Belakang . Mbok Sirni pun menemui Buto Ijo. Kelihatanya dia sedang ingin sekali memakan manusia. “ Maaf , Buto Ijo , Timun Emas tidak ada di rumah ,” Mbok Sirni memberanikan diri berbicara. Wajah Buto Ijo pun bertambah hijaun karena marah , “ sdang kemana Timun Emas ?” tanyanya. Mbok Sirni tidak menjawab , dia malah masuk kedalam rumah. Murka , dirusaknya rumah Mbok Sirni. Tiba-tiba …. “Hei aku disini!”, dari kejauhan , Buto Ijo melihat Timun Emas berteriak dan melambai. Dia sekarang berada dipinggir hutan . Luar biasa lapar dan marah Buto Ijo pun langsung menyusul Timun Emas. Mbok Sirni mencoba mencegahnya namun sia-sia . Buto Ijo tidak bisa dihalang-halangi. “ Ya tuhan, lindungilah Timun Emas .Aku ingin anakku kembali ke pangkuanku “ Doa Mbok Sirni.
Saat raksasa hamper mendekatinya, buru-buru Timun Emas mengambil bungkusan yang pertama yang berisi biji mentimun. Ia menaburkan biji itu ketanah dan dalam seketika, biji-biji tumbuh dan berbuah amat lebat . Raksasa sangat suka timun, maka makanlah dia timun sebanyak-banyaknya, hingga melupakan Timun Emas . Dia baru sadar Timun Emas telah pergi setelah semua timun masuk ke dalam perutnya. “Hah ? Mana Timun Emas? “ gumamnya. Matanya yang sangat besar kemudian melihat Timun Emas yang sedang berlari menaiki bukit. Cepat-cepat ia bangkit dan mengejarnya.
Langkah kaki raksasa yang lebar-lebar membuatnya mudah mengejar Timun Emas. “ Kamu pasti tertangkap, Timun Emas!” kata raksasa. Ketika raksasa tinggal beberapa langkah lagi di belakangnya, Timun Emas ingat bungkusan kedua yang diberikan ibunya . Diambilah bungkusan yang berisi jarum, lalu ditebarkan isinya. Jarum-jarum itu lantas berubaj menjadi pohon-pohon bambu yang tinggi dan sangat runcing. Akibatnya, seluruh badan raksasa tergores dan berdarah. Dia sangat kesakitan. “Aku akan tetap menangkapmu , Timun Emas ,” kata Raksasa sambil berusaha sekuat tenaga keluar dari hutan bambu.
Si Raksasa berhasil. Rupanya, kedua bungkusan itu belum cukup menghentikannya. Dia kembali mengejar . Timun Emas lalu menaburkan isi bungkusan yang ketiga  yaitu garam. Apa yang terjadi ? Timun Emas sama sekali tidak menyangka , ternyata daratan tempat garam itu tertumpah berubah menjadi lautan yang dalam. Nyaris menenggelamkan Raksasa. Sementara itu, Timun Emas segera lari naik bukit. Raksasa yang mulai kehilangan tenanganya terus berusaha keluar dari air. Namun,saat Raksasa berhasil keluar , Timun Emas sudah semakin jauh. Napas raksasa tersengal-sengal, tetapi dia tidak mau menyerah. Dia melihat Timun Emas juga sudah kelelahan , ia sedang beristirahat dibawah pohon besar. “Kali ini pasti kamu akan tertangkap ! hahaha ….” Timun Emas melihat raksasa bergegas ke arahnya ,namun ia sudah tidak punya tenaga lagi . Dia hanya berdiam diri menunggu tenaganya pulih kembali. “ Ya tuhan tolong hamba,” doa Timun Emas , “ mudah-mudahan bungkusan terakhir ini bisa menghalangi Buto Ijo , “ lanjutnya sambil menaburkan bungkusan yang keempat , yang berisi terasi.
Apa yang terjadi kemudian? Terasi yang hanya sejumput itu, tiba-tiba berubah menjadi lautan lumpur panas. Lumpur itu langsung mengepung Raksasa. “hah ?apa ini? “ jerit raksasa. “Tolong…….lumpur panas !” teriak Raksasa sangat keras ketika lumpur menggenangi seluruh badannya . Raksasa berteriak tak sanggup menahan sakit. Petir dan kilat menyambar –nyambar membalas jeritannya. “Tolong……!” Raksasa kembali berteriak, kali ini tidak sekencang sebelumnya. Lama kelamaam , teriakan itu pudar. Raksasa itu pun akhirnya meninggal . Mendung yang menggantung dilangit akhirnya pecah menjadi hujan yang sangat lebat , mengiringi kematian Raksasa.
Setelah hujan reda , Timun Emas kembali kerumah. Dia sangat senang nisa berkumpul kembali bersama Mbok Sirni. “ kamu baik-baik saja nak?” Tanya Mbok Sirni. “ Iya Mbok,”  jawab Timun Emas sambil memeluk Mbok Sirni . Air matanya mengalir dipipinya yang sudah keriput bukan karena sedih, melainkan bahaagia. Sejak itu , Timun Emas dan Mbok Sarni hidup bahagia. Timun Emas yang sangat pemberani itu selalu membantu ibunya mengambil air , bertani sayur-sayuran , dan menjualnya kepasar.

Amanat : Jangan menyerah , jangan serakah , apabila ingin menolong harus iklas jangan mengharapkan imbalan .